
Membangun rumah di lahan sawah – Ada perbedaan dengan membangun rumah pada lahan biasa. Kondisi tanah sawah yang gembur memerlukan perhatian yang lebih, berbeda dari lahan biasa. Sebab, lokasi yang ideal untuk membangun rumah adalah daerah atau lahan yang mempunyai sifat yang keras atau padat dan kering.
Tanah dengan tekstur yang padat, keras, dan kering diperlukan supaya fondasi yang dibangun dapat kokoh dan tidak mudah mengalami pergeseran. Sayangnya, tidak semua orang mempunyai kondisi lahan yang bagus dan cocok untuk membangun rumah.
Mungkin sebagian orang mempunyai lahan gembur dan lembek yang berada di atas lahan bekas rawa atau persawahan. Lahan sawah banyak dihindari sebab mempunyai beberapa efek buruk. Rumah yang dibangun pada lahan sawah kemungkinan dinding rumah akan mudah retak.
Selain itu, bangunan rumah juga bisa miring atau bahkan roboh. Membangun rumah di lahan sawah memang dapat dikatakan tidak ideal, namun bila tidak bisa dihindarkan, Anda memerlukan strategi yang tepat untuk mengeksekusinya.
Dengan menerapkan tata cara yang tepat, Anda dapat menghindari kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi. Berikut 6 cara membangun rumah di lahan sawah melansir dari 99.co.
1. Izin Membangun

Sebelum melakukan pembangunan, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengetahui status dari lahan tersebut. sebab, setiap lahan mempunyai fungsi masing-masing.
Maka Anda harus memastikan bahwa lahan sawah di kawasan yang milik Anda bisa untuk dibangun. Anda dapat mencari informasi dan langsung meminta izin membangun dengan pemerintah setempat.
2. Mengukur Kedalaman Lahan

Bila lahan sudah mendapat persetujuan membangun rumah, langkah selanjutnya adalah mengukur kedalaman tanah sawah yang gembur. Bila tanah sawah tidak begitu dalam, tanah tersebut dapat dikeruk atau diambil.
Baca juga: Pahami perbedaan hukum ppjb, pjb, dan ajb
Lalu tanah ditutup kembali dengan menggunakan tanah lain yang bersifat lebih keras.
3. Meratakan Tanah

Langkah berikutnya adalah melakukan perataan tanah dengan menggunakan metode tradisional memakai cangkul. Selain menggunakan cara tradisional tersebut, Anda dapat juga metode modern yang dikenal dengan istilah uruk.
Meratakan tanah dengan cangkul memang membutuhkan waktu, sedangkan bila menggunakan alat berat akan lebih cepat serta hasil yang lebih baik.
Selain meratakan tanah, alat berat juga dapat digunakan sebagai alat untuk memadatkan tanah sehingga permukaan tanah akan lebih kokoh dan tidak mudah bergeser atau terjadi tanah longsor. Namun, untuk menggunakan alat berat ini membutuhkan biaya yang lebih mahal.
4. Mematangkan Tanah

Mematangkan tanah merupakan proses membuat tanah agar siap untuk dibangun. Bila perataan dan memadatkan tanah telah selesai, lantas rumah tidak dapat dibangun begitu saja. Sebab, harus menunggu beberapa bulan agar tanah mempunyai tekstur yang benar-benar keras atau matang.
Umumnya walaupun tanah sudah diratakan dan telah dipadatkan dengan menggunakan mesin, tanah pada lahan sawah masih dapat bergerak ke dalam. Untuk mengetahui tanah matang adalah melihat dari adanya tanaman yang tumbuh dengan baik di lahan tersebut, serta tanah tidak tergerus air saat hujan.
Selain itu, di saat musim kemarau tanah matang tidak retak atau berongga. Untuk memastikan tanah tersebut telah menjadi tanah matang atau belum, anda dapat menusuk tanah dengan menggunakan benda tajam dan panjang seperti linggis.
Caranya dengan menusukkan linggis ke dalam tanah. Jika linggis dapat dengan mudah masuk dan tanah masih berair, diperkirakan tanah tersebut belum padat.
5. Memasang Fondasi Tiang Pancang

Sebelum melakukan pemasangan fondasi, pastikan tanah telah benar-benar matang dengan kata lain keras dan padat. Selain itu, untuk mematangkan tanah diperlukan waktu hingga berbulan-bulan. Walau sudah dilakukan pemadatan, maka bukan berarti tanah tersebut dapat langsung dapat dibangun rumah.
Baca juga: Hal yang harus diketahui tentang siteplan perumahan
Agar tanah tetap kuat, sebaiknya gunakan fondasi rumah tiang pancang. Namun, perlu berhati-hati saat pemasangan tiang pancang, karena proses pemasangan fondasi tiang pancang dapat beresiko menimbulkan getaran dan suara bising yang mengganggu.
Sebaiknya sebelum proses pemasangan tiang pancang, informasikan terlebih dahulu kepada masyarakat setempat.
6. Fondasi System Bored Pile

Selain menggunakan fondasi tiang pancang, cara lainnya adalah dengan menggunakan system bored pile. Cara satu itu lebih mudah diterapkan bila dibandingkan dengan tiang pancang, walaupun rumah yang akan dibangun berada di daerah pemukiman padat penduduk.
Bila Anda memilih untuk menggunakan tiang pancang, tiang itu akan langsung tertanam dalam tanah dengan menggunakan mesin. Sedangkan bored pile, akan dibuat lubang-lubang pada tanah dengan menggunakan bor pada kedalaman yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Setelah melakukan pengeboran, fondasi besi tulang baru dapat ditata dan dimasukkan ke dalam tanah. Untuk memperoleh berita properti menarik lainnya atau proyek properti lain yang sudah terverifikasi legalitasnya hanya di amertaproperty.com.
Sumber artikel: 99.co